Gelengan kepala menyertaiku...
Kesosialan ini ternyata hanya omong belaka. Kakiku tak menginjak tanah.
Aku tak merasakan beda kerikil dan batu besar. Aku tak dapat membedakan mana tamu, mana tuan rumah. Kesombongan ini membuat semuanya mati rasa.
Potretan ini sangat membantu untuk berkaca tentang kehidupan. Gelengan kepala ini kulakukan lagi, namun sekarang ditambah tawa kecil dari bibirku. Entah untuk sebuah kesadaran atau penolakan.
Kesosialan ini ternyata hanya omong belaka. Kakiku tak menginjak tanah.
Aku tak merasakan beda kerikil dan batu besar. Aku tak dapat membedakan mana tamu, mana tuan rumah. Kesombongan ini membuat semuanya mati rasa.
Potretan ini sangat membantu untuk berkaca tentang kehidupan. Gelengan kepala ini kulakukan lagi, namun sekarang ditambah tawa kecil dari bibirku. Entah untuk sebuah kesadaran atau penolakan.
No comments:
Post a Comment