24.1.11

#justsaying

Lelahku takkan pernah jadi lelahmu. Begitu juga dengan kesenanganku, takkan pernah jadi milikmu. Hidupku tak kunjung usai untuk berperang. Aku tak akan berhenti hingga benar benderang. Jangan berpikir, aku tak merindukan suaramu. Karena hanya itulah nafas yang kan kuingat.

Aku berusaha sendiri untuk coba berdiri tegak. Aku tak perlu Tuhanmu, karena takut menjadi pesakitan. Jangan paksa aku menyanyikan lagu puja-pujian untuk Sang Pencipta, kalau Dia sendiri tak dapat turun langsung memberikan mukjizat-Nya.

Jiwa mengawang ini, menyambut raga yang lelah. Pikirku melayang, menunggu sambutan. Aku tergerus dengan kesibukkan yang mematikan. Ini sungguh berbisa, karena telah mengalir di dalam darahku. Tak mampu aku hentikan. Karena aku hanya mampu redakan sejenak.

Hai kamu yang di sana! Aku ingin sekali mengaliri air mata ini. Melepas kejenuhan hati, meremukkan dendam yang masih mengakar. Namun dinginnya lantai ini, mampu membekukan keresahan jiwa ini. Jangan lagi paksa aku untuk terus meratap, karena mosaik ini sudah pasti mudah pecah.

Ahhh... Mataku lelah menerawang. Pikiranku lelah untuk menebak. Cukup! Aku tak kan lagi memotong. Karena ini bukan tentang keindahan. Ini tentang keindahan. Kamu bingung? Jangan! Ini ternyata memang hanya permainan realitas. Hanya yang punya kuasa, yang sanggup mengkostruksinya.

Kamu ingin sebuah kebaikan, aku punya penilaian. Aku seorang malaikat, bila kamu mampu meliuriku. Tak usah sungkan, karena hanya ini yang kucari. Sebuah kemasyuran, sebuah sanjungan. Aku tak butuh nada minormu, karena aku paling tahu bahwa kamu sangat mengharapkanku sungguh.

Cukup sudah aku menggeliatkan lidah dan pikiranku. Lelahku takkan pernah jadi lelahmu. Begitu juga dengan kesenanganku, takkan pernah jadi milikmu. Sebab aku tahu, kamu hanya menginginkannya, bukan untuk meraihnya. Salam hangat dariku yang juga demikian.