20.2.10

Surat dari Kurir

Kelapa Dua, 20 Februari 2010


Kepada 'Yang Terkasih'

di tempat.



Salam Hangat,

Apa kabar? Saya berharap Anda selalu baik-baik saja di setiap detiknya. Surat ini saya kirimkan kepada Anda dengan maksud untuk menceritakan sesuatu hal yang sifatnya rahasia – yang mungkin sepele menurut Anda – mengenai seorang teman saya. Saya harap Anda bersedia menyempatkan sedikit waktu untuk membaca surat ini.

Seorang teman saya ini, menurut saya, agak mengalami gangguan kejiwaan (bagian ini tolong jangan diberitahu ke yang bersangkutan :D). Karena sejak pagi-pagi buta hari Jumat, 19 Februari 2010 lalu, dia agak sulit bernapas lega. Menurut pengakuan dia, hal tersebut disebabkan karena pertanda yang berhubungan dengan Anda.

Yang mana, dia merasa waktunya untuk menaruh rasa terhadap Anda akan disudahi. Entah oleh siapa dan mengapa. Maka dari itu melalui surat ini, saya sebagai temannya, hanya ingin menyampaikan sedikitnya dua pesan dari dia untuk Anda.

Pertama, dia ingin meminta maaf terhadap kelakuannya selama ini terhadap Anda. Entah itu melalui short message service, telepon, maupun saat bertatap muka dengan Anda. Kelakuan yang sifatnya mengganggu kehidupan Anda, sehingga dia pun tidak kaget bila Anda merasa risih yang kemudian memilih untuk menghindar darinya. Dia juga ingin meminta maaf karena seringkali, dia membuat jengkel dan marah Anda sehingga tidak jarang Anda memakinya.

Menurutnya, hal-hal tersebut dilakukan bukan bermaksud untuk menggangu, tetapi itu merupakan sekadar pilihannya agar dapat berhubungan dengan Anda. Menurut saya pribadi, ini hal yang aneh, tapi dia memang mempunyai cara yang unik untuk memberitahu secara simbolik mengenai kecintaannya terhadap Anda. Ya! Dia sangat mencintai Anda, dan juga meminta maaf bila kecintaannya sangat mengusik kehidupan Anda.

Yang kedua, merupakan sebuah ucapan terima kasih yang ditujukan terhadap Anda. Dia berterima kasih kepada Tuhan karena pada akhirnya mengerti maksud dari pertemuannya dengan Anda. Mungkin pertemuannya dengan Anda merupakan jawaban doa kecilnya yang dulu pernah dimohonkan kepada Tuhan. Sempat dia bercerita kepada saya mengenai doa kecilnya itu.

Dulu ia pernah memohon kepada Tuhan agar dibantu dalam mengatasi keegoisannya sebagai manusia. Dan seiring perjalanan waktu yang agak menguras kesabaran, akhirnya, tepatnya dua minggu sebelum natal, dia seperti menemukan maksud pertemuannya dengan Anda. Maka sejak itu pula yang dirasakan oleh teman saya, yang kepala batu itu, termodifikasi seutuhnya.

Maksudnya, cinta yang dipahaminya sekarang bukan suatu pamrih, namun merupakan suatu pilihan bebas untuk itu. Sejak itu, dia tidak pernah lagi mengharapkan sikap setuju dari Anda terhadap kecintaan dia terhadap Anda. Tidak pernah lagi berharap bahwa Anda akan melakukan hal yang sama terhadap dirinya. Melainkan, dia memaknai apa yang dia rasakan sebagai sesuatu kesempatan untuk memberi dan memberi. Sehingga bila nanti ada keajaiban di suatu waktu, Anda melakukan hal yang sama terhadap teman saya, seperti yang ia lakukan terhadap Anda, dia berharap itu merupakan hasil kehendak bebas Anda bukan karena balas budi atau apa pun. Selain itu, dia juga berpesan kepada saya, bahwa dia tidak pernah terlalu banyak berharap Anda dapat mengerti apa yang selama ini dilakukannya terhadap Anda. Karena dia melakukannya tulus dan gembira. Dan menurutnya hal ini merupakan yang pertama kali dia rasakan.

Ya, demikian pesan dari teman saya, yang pemalu dan penakut untuk urusan ini, sudah saya sampaikan seluruhnya kepada Anda. Sebelum mengakhiri surat ini, saya ingin memperkenalkan diri karena di awal surat saya lupa memberitahukan kepada Anda. Nama saya, Ivanhoe Fadeyka Novikov. Sedangkan nama teman saya yang menaruh rasa kepada Anda ialah Ivanhoe Fadeyka Novikov.

Maaf ya, karena sekali lagi Anda menghadapi perilaku aneh saya ini. Saya harus menyampaikan hal ini kepada Anda melalui cara seperti ini, karena saya pikir ini merupakan cara termudah untuk mengungkapkan hal tersebut. Untuk semuanya, saya ucapkan terima kasih.


Yang selalu menghantui Anda,



Ivanhoe Fadeyka Novikov

Semoga Tuhan berkenan ...

Semoga Tuhan berkenan...

Aku berharap Tuhan berkenan, dan kamu pun demikian...

Ini sulit untuk diungkapkan, tapi aku percaya kamu dapat mengerti walau sulit. Karena aku percaya Tuhan akan memperkenankan hal ini.

Maaf kalau bertele-tele, karena aku tak mempunyai kosakata yang cukup untuk menjelaskan hal yang irasional ini. Ketakutan akan kehilanganmu merupakan bukti sebuah kecintaan yang tak terhingga.

Jangan selalu merasa bersalah di saat melihat mukaku mulai berlipat kusam dan muram durjana. Ini hanya kamuflase dari kegembiraan atas suka cita ini.

Jangan pula selalu merasa bersalah ketika menyikapi ’teror’-ku. Karena aku bahagia dengan kemiskinan yang selalu membuat jiwa ini tersenyum.

Tak ada kata-kata yang pantas untuk mewakili anugerah yang datang terhadapku ini. Aku tidak peduli bila pilihannya untuk mencintai orang lain. Karena, sejak awal, dia merupakan hasil dari pilihan bebasku untuk mencurahkan cinta ini.

untuk yang terkasih








Terima Kasih.










1.2.10

Keajaiban

saya gila.
entah memang gila atau dibuat gila..

kalau memang gila,
kewajaran selalu ada karena itu memang saya.

tapi saya pikir, saya tambah gila,
karena saya pun dibuat gila oleh anugerah-Nya..
karena saya sudah terjerumus ke dalam anugerah-Nya..

kesadaran akan kegilaan yang mendalam ini,
saya pikir sangat sulit untuk dijelaskan, untuk diutarakan..
saya pikir sangat sulit dimengerti secara explisit..

keraguan selalu diterjang dengan tantangan..
ketakutan selalu diterjang dengan kemauan..
semoga ini jawaban, semoga ini sebuah jalan.......

-terima kasih-