31.7.09

Ternyata (Belum) Kuat

Sebelum matahari terbit ...
Lembek sekali mental ini untuk menjaga
Lembek sekali hati ini untuk kehilangan

Sebelum matahari terbit ...
Naif sekali pikiran ini saat memiliki
Cengeng sekali emosi ini saat tak memiliki lagi

Saat matahari terbit ...
Segarnya udara pagi  membuat raga siap bertarung
Mimpi indah semalam, membuat ide berkeliaran kesana - kemari

Saat matahari terbit ...
Panasnya sinar matahari malah menguatkan mentalku
Keringat yg masuk ke mataku, tak membuat aku terpejam ketika jatuh

Setelah matahari terbit ...
Siap menantang  yang mengganggu
Siap melihat punggungnya yg berjalan menjauh

Setelah matahari terbit ...
Siap menjaga dan memberi yang telah dimiliki
Siap menegakkan kepala terhadap penolakan

Ya atau Tidak ...
Aku tahu apa yang harus dilakukan
Aku siap dengan segala kepastian yang ada

Namun ...
Aku tak tahu apa yang harus dilakukan
Ketika waktu berhenti dalam ketidakpastian 

Diri ini tak punya daya untuk menunggu dan terus menunggu..

27.7.09

Ke Jakarta

Gelengan kepala menyertaiku...

Kesosialan ini ternyata hanya omong belaka. Kakiku tak menginjak tanah. 

Aku tak merasakan beda kerikil dan batu besar. Aku tak dapat membedakan mana tamu, mana tuan rumah. Kesombongan ini membuat semuanya mati rasa.

Potretan ini sangat membantu untuk berkaca tentang kehidupan. Gelengan kepala ini kulakukan lagi, namun sekarang ditambah tawa kecil dari bibirku. Entah untuk sebuah kesadaran atau penolakan.

3 Hari (mungkin) untuk Selamanya

Beda,memperkaya
Beda,memperburuk
Beda adalah pertanggung jawaban

3 hari (mungkin) untuk selamanya
3 hari gila (mungkin) menggila
Entah siapa yg gila

Emosi yg ditutup profesionalisme
Profesionalisme yg memancing emosi

Raga lelah ini tak punya kekuatan
Tak sebanding sinar yg memekakan mataku
Keunikan disajikan oleh-Nya
Membungkam mulutku yg bau

Desiran angin menggelitik bulu kuduk
Sengaja menyadarkanku bahwa ada hal lain di dunia yg sempit ini

22.7.09

tentang keremeh - temehan dan kebebasan

Saat ini berpikir sedang menjalani hidup dalam tataran yang paling rendah. Belakangan ini selalu kurang ajar terhadap-Nya. Beberapa bulan terakhir ini terus mencobai-Nya. Ini berkaitan dengan perihal rencana masa depan. Pilihan hidup masih terpampang jelas di benak ini. Masih ada dua jalan. 

Beberapa hari terakhir, mencoba untuk lebih sensitif terhadap hal - hal sekitar. Tapi melalui proses seleksi, hanya memusatkan kepada satu hal. Sejak itu berpikir kalau dunia menjadi sangat sempit. Kaitan emosi yang terkandung perjalanan hidup beberapa bulan terakhir sangat besar. Sehingga perbudakan yang dimandori oleh keemosionalan membuat frekuensi prediksi akan hal tertentu menjadi sering.

Hal yang remeh temeh ini mengganggu. Tapi entah kenapa Tuannya kehidupan, sepertinya, sangat ingin mengondisikan diri ini untuk lebih perhatian terhadap sisi lain ini yang sudah lama dipinggirkan. Entah apakah Dia tidak pernah tahu lelahnya situasi seperti ini. Untuk kali ini, diri ini menggunakan kebebasannya untuk mengikuti instruksi-Nya. Semoga saja Dia tidak naik pitam dengan kekurang-ajaran yang terjadi belakangan ini. (mungkin karena Dia juga sudah tahu akibat dari "pemaksaan"-Nya, sehingga sampai detik ini semua baik-baik saja)

Manusia itu dapat disebut sebagai manusia bila dapat menjaga sisi emosinya. Sisi ini menentukan kemanusiaan seseorang. Memang sisi ini, merupakan hal yang sensitif dan bisa memperkuat sekaligus mengobrak-obrik semuanya. Tapi kalau melihat pertimbangan seperti ini, benak ini lebih nyaman bila dianggap acuh terhadap sisi ini. 

Jujur saja, ini sangat remeh temeh. Ini perihal kebebasan dan juga ketaatan (penyerahan diri). Berusaha untuk lebih manusia dan taat dalam beberapa tahun ke depan. Mencoba menikmati asap polusi, bisingnya knalpot, dan juga teriknya matahari.Ini pilihan kebebasan yang diambil untuk masa depan yang, mungkin, sudah termaktub.

20.7.09

p ET a

jakinjak
jamtajam

berGantung beruntung untung
beruntung bergantung buntung

nuh bunuh
siapa nuh?

sayup Lengket,Oh..
oh,..keRIngat panas

mata pejam pengamen payah
mata buka penyair Asal

rusak rusuk
rusuk rusak

frontal S.aya
karena harta karun

Masih Panas...

Ckckckckck...Pyaaasss...Grrrrr....
(Campur campuR)

....ajas nakapul haladuS<<<<<

Sesaat...Hanya><><><

huff..masih panas...

16.7.09

Makhluk dari Galaksi Lain

Heh makhluk unik yang (kadang) tak tahu diri..

Sudah bangun?
Heran, kantukku tak membuat kekagumanku hilang..
Yang ada, malah kekaguman itu yang memusingkanku..

Entah aku ini untung atau buntung
Entah harus disyukuri atau disesali
"Yasudah.."-mu itu bukan jawaban

Tak mengerti harus berkata apa
Dan berbahasa apa bila harus berkata

Pilih mana ??
Bahasa Sunda atau Jawa?
Bahasa Inggris, Latin atau Yunani?
atau Bahasa Ibu Pertiwi saja?

Biar hatiku yang berbicara..
Toh kamu pasti akan mengerti..

Yang aku lakukan pasti aku pikirkan..
Sampai - sampai emosi ini pun tak betah..
Dia menonjok ubun-ubunku sambil berteriak
"Heh! Mau sampai kapan menunggu???"

Tak ada yang dapat kuungkap
Karena aku belum punya hak untuk mengungkap
Tak ada yang dapat kubicarakan
Karena cinta ini tertutup rapat oleh kerasnya hatimu

Tarik nafas dalam - dalam..hufff..
Hanya itu yang bisa kulakukan saat mengingat kita..

"Kita"???
Pantaskah untuk menjelaskan semua yang sedang terjadi??
Aku tak mengerti tentang kepantasan dalam hal ini..
Kamu mungkin tahu sampai mana kepantasan itu..
Karena kamu yang punya..

Haha..
Egomu dan egoku beradu, semua karenaku...*
Aku mencoba memaknainya,
Karena ku tak ingin mengulang kesalahan..

Wajar kan bila kepastian membuat semuanya aman?
Wajar kan bila ketidakpastian membuat kita terjaga terus?

Ah, kamu ini memang benar alien..
Kepastian yang tidak pasti seolah nyaman untukmu..
Kamu terus mereduksi maknanya..

Haha..
Pikiran nakalku mengawang-awang..
Kamu mengondisikannya agar aku terus terjaga tentangmu yaa??
Haha..
Bisa dijawab? Jawablah..
Jangan memerah wajahmu bila pikiranku menghampiri langit..

Menerka, menebak, mengira - ngira, serta kawan sejenisnya..
Yang sering mengajakku beraksi di tengah ketidakpastian..
Hanya ini yang terus tersirat ttg kamu dan aku..

Ingin percaya?Belum pantas untuk percaya..
Saat cemburu?Tak punya hak untuk itu..
Aku ingin jawaban, karena aku jahat..
Ini bukan ancaman, tapi ketakutan..

Mungkin aku akan memaksamu, entah kapan..
Karena sekarang adalah giliranmu..
Aku sudah menawarkan proposal hidupku..
Giliranmu untuk menerima atau menolaknya..

Bila kamu tidak suka dengan permainan kataku..
Jangan juga membolak - balik keadaan..
Itu setali tiga uang dengan permainanku..

Aku tak ingin hanya terus terjaga tentangmu..
Karena aku ini ingin sungguh menjagamu..

15.7.09

LARIIIII 15 Juli !!!!!

Larii.....!!!!!

Hari ini hampir usai..
Gatalnya kepalaku tak menyurutkan semangatku..

Aku harap kamu, kalian pun demikian..
Semua mimpi kita untuk semua orang..
Karena kita milik banyak orang..

Siapa yang punya kamu, itu tidak akan digubris oleh khalayak..
Tak perlu iklan untuk misimu, karena mereka tahu darimana asalmu..

Dibuat pusing dgn tanggung jawab sosial..
Tapi itu yang membuat semangat kita tak pernah padam..

Kita tak punya status yang mengikat.
Tapi keterikatan itu mengikat erat emosi kita.
Kita tersebar di seluruh pelosok dunia..
Namun kelekatannya tak dapat ditandingi oleh lem baja sekalipun..

Tak ada yang menandingi kegarangan tangisan kita..
Tak ada yang menandingi kelembutan amarah kita..
Karena kita memaknai yang tak bermakna..

Dua huruf menjadi alfa dan omega "YA!!"
Dan hanya kita yang mengerti daya magisnya
Sehingga kita dapat bergerak sebagai penggerak
Sehingga kita dapat mengasinkan ladang dan domba kita

Semua itu, efek samping yg akan dibawa sampai akhir hayat

14.7.09

"AWAL"

Kalian Dia Mereka Kalian Mereka Takdikenal Kalian Mereka Dia Takdikenal Dia Terkenal Takdikenal Kami Kalian Mereka Dia Kalian Takdikenal Anda Mereka Takdikenal Dia Kalian Terkenal Dia Mereka Kalian Dia Mereka Kalian Dia Terkenal Takdikenal Kalian Mereka Dia Takdikenal Takdikenal Mereka Kalian Kami Dia Kalian Mereka Kalian Mereka Takdikenal Dia Mereka Kalian Dia Mereka Takdikenal Kalian Dia Dia Takdikenal Dia Kalian Mereka Dia Kalian Terkenal Mereka Kalian Mereka Takdikenal Dia Mereka Kami Kalian Takdikenal Kami Mereka Kalian Dia Takdikenal Mereka Dia Takdikenal Kalian Mereka Kalian Takdikenal Terkenal Mereka Dia Kalian Kami Takdikenal Mereka Takdikenal Terkenal Kami Dia Mereka Takdikenal Kami Kalian Mereka Terkenal Dia Dia Mereka Kami Terkenal Kalian Mereka Dia Mereka Takdikenal Terkenal Kalian Saya Takdikenal Terkenal Mereka Kalian Kami Mereka Dia Mereka Kalian Kami Mereka Terkenal Mereka Kami Kalian Dia Mereka Takdikenal Kalian Kami Kami Terkenal Kalian Mereka.