31.8.09

cerita di akhir agustus

Terlalu lama kau tinggalkan aku
Terlalu lama kau biarkan menunggu
Hingga ku terbiasa hidup sendiri, tanpa kau disini

Apa pun alasan yang kuterima
Mencoba cari orang yang setia
Hingga ku terbiasa hidup sendiri, tanpa kau temani

Apakah saat ini aku masih mengharap kau kembali ?
Biarkan mulai kini buang janjimu dan kau bebas pergi

Setidaknya aku sepenuh hati,
Walaupun kau tak juga membalasnya
Dan kau kehilangan orang sepertiku, apakah kau tahu ?

Sudahlah saat ini aku tak mengharapkan kau kembali
Biarkan mulai kini buang janjimu dan kau bebas pergi

Dan kau sia-siakan orang sepertiku...

Lirik cadas, suara Ipang, ditambah aransemen yang pas dari band BIP membuat lagu "Orang Sepertiku" ini, aku putar berkali - kali di akhir Agustus. Seperti tertohok tajam jantung ini ketika mendengar lagu ini pertama kali. Huuff... emosinya terasa..

Entah sesal atau tidak, hidup itu selalu ada pilihan yang juga diikuti oleh resiko - resikonya. Mereka menggoda, aku tergoda. Aku mencoba memikirkan kembali keputusanku. Disaat aku sedang memikirkan hal tersebut, aku membuat keputusan yang lain.

Hah dasar, naluriah sekali diri ini..
Namun kenaluriahan ini bukan merupakan spontanitas, bukan yang tak terpikirkan. Karena semua yang aku jalani selalu kunikmati, baik senang maupun susah. Aku selalu memikirkan kenikmatan yang kujalani karena semua itu merupakan pencarian makna dari adanya nafas ini. 

25.8.09

Mencari Makna

Heh brur..
Ada yang dapat menjawab beberapa pertanyaan yang seketika tidak dapat diacuhkan oleh diri ini??

Uang. Ini tentang uang.
Apa itu uang, bung? Apa gunanya? Kenapa bisa ada? Siapa yang membuat?
Apa yang membuat uang lebih beradab daripada sebuah kegiatan barter?
Dan mengapa barter menjadi 'alat yang usang'?

Kenapa selalu ada uang, bukan makanan?
Kenapa selalu ada uang, bukan pengetahuan?
Kenapa selalu ada uang, bukan cinta?

Terlalu naif memang, tapi untuk mencari sebuah arti dan mencoba untuk memaknai hal tersebut, bukan merupakan sebuah kesalahan.

20.8.09

M I S I

Hari ini..

Satu pergi bukan untuk mati..
Melainkan untuk hidup...

Bukan untuk hidup sendiri,
Melainkan untuk menghidupi kehidupan yang tidak dihidupi..

13.8.09

Cerita sekarang ...

it's going crowded..
can't step carefully..
don't know the destination..

Limbung jalanku untuk melihat garis akhir. Samar, sangat samar. Mata ini terbuka lebar, namun fokusnya mulai menghilang. Aku cari AF (Auto Focus) seperti yang ada di kameraku. Huhh.. tak juga membantu ternyata.

Ahh.. aku butuh pegangan untuk menyeimbangkan semuanya. Aku lihat! Walaupun tetap samar. Tapi tunggu sebentar... Sepertinya aku tahu, itu siapa? atau apa? Aku perjelas penglihatanku. Kalau apa, akan segera kuhampiri untuk keseimbangan ini. Tapi kalau siapa, biarlah aku tak melihat dan jadi bisu mendadak.

Takut aku untuk bercerita. Walaupun tidak melihat jernih, lebih baik aku buang saja semua. Semuanya mimpi buruk. Duh.. aku mengaduh lagi. Terlalu keras penolakanku ini. Aku sadar ini. Ego ini tak akan kubendung lagi. Entah kapan aku pernah dimulai dan diakhiri pergulatan ini.

Laksana seperti tak punya harapan. Nikotin. Aku terpikir lagi tentang itu disaat seperti ini. Zat penenangnya membuat diri ini lari kesana-kemari. Hahaha.. aku ingin tertawa terbahak-bahak. Tapi tak ada yang lucu. Nanana.. aku ingin menyanyi dengan suara lantang. Tapi tak ada alunan musik. Kujentikkan jari, kugoyangkan pinggul.. aku ingin menari. Tapi tak ada suara tabuhan karawitan.

Ahh... tak lagi dapat menarik nafas panjang. Semua sudah habis di cerita yang dulu. Aku sakau seperti pengguna narkoba. Semua kututup, tak ada tempat untuk semua. Biar jiwa ini larut dalam kecepatan rana. Biar jiwa ini keluar-masuk melalui diafragma. Biar jiwa ini terlentang di sensor gambar.

Hahaha... sayang tidak ada yang dapat mengambil foto diriku. Dasar nasib fotografer. Tak cocok untuk jadi obyek kamera. Selain aku, tak ada yang lain. Tak akan ada perubahan ketika aku sendiri yang mengambil foto ini. Ahh.. berharap lagi. Cukuplah pikirku untuk berharap ada yang bisa mengambil foto diri ini secara bagus dan bermakna.

Cerita ini tak akan berhenti, sebelum nafasku berhenti.. lanjutan di cerita berikutnya